Senin, 15 Juni 2009

Hiragana dan Katakana




Dalam bahasa jepang kita mengenal empat macam huruf yaitu Hiragana, Katakana, kanji, dan romaji, sekarang kita akan belajar mengenai huruf-huruf yang di pakai dalam bahasa jepang (hiragana, katakana, dan kanji)

SEJARAH HURUF BAHASA JEPANG
Beragam pendapat mengenai asal mula bahasa jepang
, sebagian besar berpendapat bahwa banasa jepang diturunkan dari bahasa-bahasa Asia Tenggara & Polinesia, sedangkan sistem penulisannya berasal dari Cina, pada saat itu agama Budha sedang diperkenalkan dari Cina, dan sistem penulisan amat dibutuhkan untuk menyebarkan kebijaksanaan yang terkandung dalam sutra.
Korea dan Cina menggunakan bahasa jepang karena sejarah dimana kedua negara tersebut dahulu pernah dijajah oleh jepang, sedangkan banyaknya pengguna bahasa jepang di negara Brazil, dikarenakan banyaknya emigrasi penduduk jepang ke Brazil pada saat PD.II.

terbagi atas 3 aksara yaitu huruf Hiragana, Katakana dan Kanji. huruf Hiragana dan hurufKatakana menunjukkan bunyinya, dan umumnya satu kana mewakili sebuah mora(satuan bunyi bahasa jepang).
Katakana digunakan untuk menulis nama dan kata-kata asing Hiragana dipakai untuk menulis partikel bagian dalam kata kerja dan kata sifat yang dapat berubah. Kanji menunjukkan artinya dan juga bunyinya. Pemerintah jepang membatasi penggunaan kanji yang digunakan sehari-hari sebanyak 1945 huruf.
Satu kalimat bahasa jepang biasanya ditulis dengan ke 3 aksara tsb. Selain ketiga aksara tsb. kadang-kadang dipakai pula Romaji (huruf Latin), tapi pemakaiannya tidak umum, kecuali untuk papan reklame, penunjuk jalan yang diperuntukkan bagi orang asing.
Karena memiliki 4 aksara yang berbeda, maka sebuah kata dapat dituliskan dalam jenis hurus yang berbeda pula. Latar belakang sejarah bangsa jepang dalam hubungannya bahasa China di abad 6 s/d 9, kemudian dengan bahasa Portugis di abad 16 dan dengan bahasa Inggris setelah Perang Dunia ke II, menyebabkan banyak bahasa jepang yang sebetulnya merupakan bahasa serapan. bahasa serapan itu kemudian dituliskan ke dalam katakana, contohnya : Maikaa : my car (mobil saya) Taimingu : timing (waktu) Konpyutaa : computer (computer) Supiido : speed (kecepatan) Rasshu awaa : rush hour (jam sibuk).
Sebaliknya banyak pula ungkapan dalam bahasa Inggris yang berasal dari bahasa jepang, al : tsunami, futon, sushi, judo, karate, karaoke, honcho. Belajar bahasa jepang bukanlah perkara mudah, seorang ahli bahasa memerlukan waktu 12 tahun untuk belajar 2.000 jenis huruf kanji yang paling mendasar, bahkan seorang misionaris Portugis yang tinggal di jepang pada abad 16, sempat berujar bahwa “bahasa jepang adalah bahasa yang diciptakan oleh setan”
Shodou (cara menulis) adalah nama lain kaligrafi bahasa jepang, berawal dari teknik penulisan Cina yang berusia hampir 4500 tahun silam. Umumnya huruf kanji yang sering ditulis menjadi kaligrafi, karena memiliki cara penulisan huruf yang khusus. Teknik menulis kaligrafi ini terbagi atas 3 macam gaya, yaitu :
Kaisho (menulis dengan tepat) Ini adalah gaya yang paling mendasar dalam penulisan huruf kanji, sering dipergunakan di majalah atau koran. Bentuk huruf yang dihasilkan tidak jauh berbeda dan bentuk asli huruf kanji.

Gyousho
(perjalanan menulis)
Lebih merupakan gaya menulis miringhuruf jepang, biasanya warga jepang yang lebih berpendidikan sering menulis dengan cara ini.
Shousho (menulis rumput) Hampir sama dengan menulis miring huruf jepang, tapi huruf lebih menjadi satu kesatuan, hanya ahli kanji yang bisa membacanya. Jenis gaya ini hanya dipergunakan untuk suatu kesenian saja.
Hingga sekarang tulisan kaligrafi yang dituangkan di atas kain / kakemono cukup populer di jepang ataupun dibelahan dunia lainnya.
HIRAGANA
Hiragana (ひらがな、平仮名) adalah suatu cara penulisan bahasa jepang dan mewakili sebutan sukukata. Pada masa silam, ia juga dikenali sebagai onna de (女手) atau 'tulisan wanita' karena biasa digunakan oleh kaum wanita.Hiragana mula digunakan secara luas pada abad ke-10 Masehi. dan merupakan bentuk tulisan yang dipakai sehari-hari dalam
bahasa jepang yang digunakan secara bersamaan dengan huruf kanji
hira berarti = yang umum dipakai
hiragana dahulu dipakai oleh wanita,
sedang pria memakai karakter china yang tak sederhana
(unsimplified chinese), sehingga hiragana dulu disebut sebagai=
onnade(tangan wanita)

Kegunaan Hiragana

* menulis akhiran kata (okurigana, 送り仮名). Contoh: okuru (mengirim) ditulis: 送る. Yang bercetak tebal itulah okurigana.
* menulis kata keterangan (adverb), beberapa kata benda (noun) dan kata sifat (adjektif).
* perkataan-perkataan di mana Kanjinya tidak diketahui atau sudah lama tidak digunakan.
* menulis bahan bacaan anak-anak seperti buku teks, animasi dan komik (manga).
* menulis furigana, dikenal juga dengan rubi, yaitu teks kecil di atas kanji, yang menandakan bagaimana suatu kata dibaca. Misalnya:

べんきょう(belajar)
HURUF-HURUF HIRAGANA
あ=a     い=i       う=u    え=e    お=o

か=ka     き=ki     く=ku    け=ke   こ=ko

さ=sa     し=si     す=su    せ=se    そ=so

た=ta     ち=ti    つ=tu    て=te    と=to

な=na     に=ni    ぬ=nu   ね=ne   の=no

は=ha     ひ=hi    ふ=hu/fu   へ=he   ほ=ho

ま=ma     み=mi   む=mu   め=me    も=mo

や=ya     ゆ=yu     よ=yo

ら=ra     り=ri    る=ru   れ=re    ろ=ro

わ=wa   ん=n

が=ga   ぎ=gi   ぐ=gu   げ=ge    ご=go

ざ=za   じ=ji/zi   ず=zu  ぜ=ze    ぞ=zo

だ=da   じ=ji    ず=zu   で=de   ど=do

ば=ba   び=bi  ぶ=bu   べ=be     ぼ=bo 

ぱ=pa   ぴ=pi   ぷ=pu   ぺ=pe    ぽ=po


 
KATAKANA
Katakana adalah salah satu daripada tiga cara penulisan bahasa jepang. Katakana biasanya digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diserap ke dalam bahasa jepang (外来語/gairaigo)selain itu juga digunakan untuk menuliskan onomatope dan kata - kata asli bahasa jepang, hal ini hanya bersifat penegasan saja.

HURUF-HURUF KATAKANA


ア - a      イ - i      ウ - u      エ - e       オ - o

カ - Ka    キ - ki     ク - ku     ケ - ke     コ -ko

サ - sa    シ - shi    ス - su     セ - se      ソ -so

タ - ta    チ - chi    ツ - tsu     テ - te      ト - to

ナ - na   ニ - ni     ヌ - nu     ネ - ne      ノ-no

ハ - ha   ヒ - hi     フ - hu     ヘ - he      ホ - ho

マ - ma   ミ - mi     ム - mu    メ - me     -mo

ヤ - ya           ユ - yu               ヨ - yo

ラ - ra    リ - ri      ル - ru     レ - re     ロ - ro

ワ - wa   ン - n



KANJI
Kanji adalah salah satu dari empat set aksara yang digunakan dalam tulisan modern jepang selain kana (katakana, hiragana) dan romaji.

Kanji dulunya juga disebut mana (真名) atau shinji (真字) untuk membedakannya dari kana. Aksara kanji dipakai untuk melambangkan konsep atau ide (kata benda, akar kata kerja, akar kata sifat, dan kata keterangan). Sementara itu, hiragana (zaman dulu katakana) umumnya dipakai sebagai okurigana untuk menuliskan infleksi kata kerja dan kata-kata yang akar katanya ditulis dengan kanji, atau kata-kata asli bahasa jepang. Selain itu, hiragana dipakai menulis kata-kata yang sulit ditulis dan diingat bila ditulis dalam aksara kanji. Kecuali kata pungut, aksara kanji dipakai untuk menulis hampir semua kosakata yang berasal dari bahasa Tionghoa maupun bahasa jepang.
Sejarah
Huruf kanji 漢字 di buat di China lebih dari 3000 tahun yang lalu. Mula-mula dari bentuk suatu benda kemudian dipresentasikan ke dalam bentuk tulisan sehingga bisa di baca. Seperti beberapa contoh karakter huruf Kanji yang ada di bawa ini, huruf berangsur-angsur berubah ke bentuk yang lebih sederhana dan mudah di tulis. Sehingga menjadi huruf Kanji yang kita gunakan sampai sekarang.

Asal Usul Kanji

Gambar : Sejarah Terbentuknya Kanji



Kanji memiliki tiga bagian yang paling mendasar: Bentuk, Pengucapan dan Arti. Setiap karakter Kanji ada yang mempunyai bentuk yang sangat sederhana seperti pada karakter Kanji Ichi ( 一 ) yang terdiri atas satu goresan dan ada juga yang mempunyai bentuk yang sangat kompleks hingga memiliki dua puluh sampai tiga puluh goresan seperti pada karakter Kanji Kōnotori ( 鸛 ) yang terdiri atas dua puluh delapan goresan. Hampir setiap karakter Kanji memiliki dua pengucapan, yaitu pengucapan China yang biasa di sebut On Yomi (音読み) dan pengucapan Jepang yang biasa di sebut Kun Yomi (訓読み), dan tiap-tiap bacaan memungkinkan memiliki banyak makna. Dalam pengucapan On untuk mengetahui maknanya sangatlah sulit, sedangkan pengucapan Kun untuk mengetahui maknanya sangatlah mudah.
Secara resmi, aksara Tionghoa pertama kali dikenal di Jepang lewat barang-barang yang diimpor dari Tiongkok melalui Semenanjung Korea mulai abad ke-5 Masehi. Sejak itu pula, aksara Tionghoa banyak dipakai untuk menulis di Jepang, termasuk untuk prasasti dari batu dan barang-barang lain. 
Sebelumnya di awal abad ke-3 Masehi, dua orang bernama Achiki dan Wani datang dari Baekje di masa pemerintahan Kaisar Ōjin. Keduanya konon menjadi pengajar aksara Tionghoa bagi putra kaisar.Wani membawa buku Analek karya Kong Hu Chu dan buku pelajaran menulis aksara Tionghoa untuk anak-anak dengan judul Seribu Karakter Klasik.Walaupun demikian, orang Jepang mungkin sudah mengenal aksara Tionghoa sejak abad ke-1 Masehi. Di Kyushu ditemukan stempel emas asal tahun 57 Masehi yang diterima sebagai hadiah dari Tiongkok untuk raja negeri Wa (Jepang).
Dokumen tertua yang ditulis di Jepang menurut perkiraan ditulis keturunan imigran dari Tiongkok. Istana mempekerjakan keturunan imigran dari Tiongkok bekerja di istana sebagai juru tulis. Mereka menuliskan bahasa Jepang kuno yang disebut yamato kotoba dalam aksara Tionghoa. Selain itu, mereka juga menuliskan berbagai peristiwa dan kejadian penting.
Sebelum aksara kanji dikenal orang Jepang, bahasa Jepang berkembang tanpa bentuk tertulis. Pada awalnya, dokumen bahasa Jepang ditulis dalam bahasa Tionghoa, dan dilafalkan menurut cara membaca bahasa Tionghoa. Sistem kanbun (漢文) merupakan cara penulisan bahasa Jepang menurut bahasa Tionghoa yang dilengkapi tanda diakritik. Sewaktu dibaca, tanda diakritik membantu penutur bahasa Jepang mengubah susunan kata-kata, menambah partikel, dan infleksi sesuai aturan tata bahasa Jepang.
Selanjutnya berkembang sistem penulisan man’yōgana yang memakai aksara Tionghoa untuk melambangkan bunyi bahasa Jepang. Sistem ini dipakai dalam antologi puisi klasik Man’yōshū. Sewaktu menulis man’yōgana, aksara Tionghoa ditulis dalam bentuk kursif agar menghemat waktu. Hasilnya adalah hiragana yang merupakan bentuk sederhana dari man’yōgana. Hiragana menjadi sistem penulisan yang mudah dikuasai wanita. Kesusastraan zaman Heian diwarnai karya-karya besar sastrawan wanita yang menulis dalam hiragana. Sementara itu, katakana diciptakan oleh biksu yang hanya mengambil sebagian kecil coretan dari sebagian karakter kanji yang dipakai dalam man’yōgana.
Cara pengucapan
Satu aksara kanji bisa memiliki cara membaca yang berbeda-beda. Selain itu tidak jarang, satu bunyi bisa dilambangkan oleh aksara kanji yang berbeda-beda. Aksara kanji memiliki dua cara pengucapan, ucapan Tionghoa (on’yomi) dan ucapan Jepang (kun’yomi).
Ucapan Tionghoa (on’yomi)
On’yomi (音読み) atau ucapan Cina adalah cara membaca aksara kanji mengikuti cara membaca orang Cina sewaktu karakter tersebut diperkenalkan di Jepang. Pengucapan karakter kanji menurut bunyi bahasa Tionghoa bergantung kepada zaman ketika karakter tersebut diperkenalkan di Jepang. Akibatnya, sebagian besar karakter kanji memiliki lebih dari satu on’yomi. Kanji juga dikenal orang Jepang secara bertahap dan tidak langsung dilakukan pembakuan.
On’yomi dibagi menjadi 4 jenis:
  • Go-on (呉音, “ucapan Wu”) adalah cara pengucapan dari daerah Wu di bagian selatan zaman Enam Dinasti Tiongkok. Walaupun tidak pernah ditemukan bukti-bukti, ucapan Wu diperkirakan dibawa masuk ke Jepang melalui Semenanjung Korea dari abad ke-5 hingga abad ke-6. Ucapan Wu diperkirakan berasal dari cara membaca literatur agama Buddha yang diwariskan secara turun temurun sebelum diketahui cara membaca Kan-on (ucapan Han). Semuanya cara pengucapan sebelum Kan-on digolongkan sebagai Go-on walaupun mungkin saja berbeda zaman dan asal-usulnya bukan dari daerah Wu.
  • Kan-on (漢音, “ucapan Han”) adalah cara pengucapan seperti dipelajari dari zaman Nara hingga zaman Heian oleh utusan Jepang ke Dinasti Tang dan biksu yang belajar ke Tiongkok. Secara khusus, cara pengucapan yang ditiru adalah cara pengucapan orang Chang’an.
  • Tō-on (唐音, “ucapan Tang”) adalah cara pengucapan karakter seperti dipelajari oleh biksu Zen antara zaman Kamakura dan zaman Muromachi yang belajar ke Dinasti Song, dan perdagangan dengan Tiongkok.
  • Kan’yō-on (慣用音, “ucapan populer”) adalah cara pengucapan on’yomi yang salah (tidak ada dalam bahasa Tionghoa), tapi telah diterima sebagai kelaziman.
Kanji Arti Go-on Kan-on Tō-on Kan’yō-on
terang myō (明星 myōjō) mei (明暗 meian) (min)* (明国 minkoku)
pergi gyō (行列 gyōretsu) (行動 kōdō) (an)* (行灯 andon)
ibu kota kyō (京都 Kyōto) kei (京阪 Keihan) kin (南京 Nankin)
biru, hijau shō (緑青 rokushō) sei (青春 seishun) chin (青島 Chintao) -
murni shō (清浄 shōjō) sei (清潔 seiketsu) (shin)* (清国 Shinkoku)
mengirim (shu)* (shu)* yu (運輸 un-yu)
tidur (men)* (ben)* min (睡眠 suimin)
Ucapan Jepang (kun’yomi)
Kun’yomi (訓読み) atau ucapan Jepang adalah cara pengucapan kata asli bahasa Jepang untuk karakter kanji yang artinya sama atau paling mendekati. Kanji tidak diucapkan menurut pengucapan orang Cina, melainkan menurut pengucapan orang Jepang. Bila karakter kanji dipakai untuk menuliskan kata asli bahasa Jepang, okurigana sering perlu ditulis mengikuti karakter tersebut.
Seperti halnya, on’yomi sebuah karakter kadang-kadang memiliki beberapa kun’yomi yang bisa dibedakan berdasarkan konteks dan okurigana yang mengikutinya. Beberapa karakter yang berbeda-beda sering juga memiliki kun’yomi yang sama, namun artinya berbeda-beda. Selain itu, tidak semua karakter memiliki kun’yomi.
Kata “kun” dalam kun’yomi berasal kata “kunko(訓詁 ?) (pinyin: xungu) yang berarti penafsiran kata demi kata dari bahasa kuno atau dialek dengan bahasa modern. Aksara Tionghoa adalah aksara asing bagi orang Jepang, sehingga kunko berarti penerjemahan aksara Tionghoa ke dalam bahasa Jepang. Arti kanji dalam bahasa Tionghoa dicarikan padanannya dengan kosakata asli bahasa Jepang.
Sebagai aksara asing, aksara Tionghoa tidak dapat diterjemahkan semuanya ke dalam bahasa Jepang. Akibatnya, sebuah karakter kanji mulanya dipakai untuk melambangkan beberapa kun’yomi. Pada masa itu, orang Jepang mulai sering membaca tulisan bahasa Tionghoa (kanbun) dengan cara membaca bahasa Jepang. Sebagai usaha membakukan cara membaca kanji, satu karakter ditetapkan hanya memiliki satu cara pengucapan Jepang (kun’yomi). Pembakuan ini merupakan dasar bagi tulisan campuran Jepang dan Tionghoa (wa-kan konkōbun) yang merupakan cikal bakal bahasa Jepang modern.
Cara penggunaan On yomi dan Kun yomi :
a. On yomi
    Pembacaan dalam On yomi biasanya dibaca bila 2 atau lebih kanji yang digabungkan
Contoh :        
大学 dibaca : Daigaku (だいがく) yang artinya Perguruan Tinggi/Universitas.
Info masing-masing Kanji :

On yomi    = dai (だい)
Kun yomi  = oo-kii (おおーきい)
Arti :   Besar


On yomi     = gaku (がく)
Kun yomi   = mana-bu (まな-ぶ)
Arti :  Belajar

b. Kun yomi
    Pembacaan Kun yomi biasanya dibaca saat kanji
tersebut berdiri sendiri ataupun biasanya ditambah dengan huruf
hiragana.
Contoh :        
大きい dibaca : Ookii (おおきい) yang artinya besar.

Tips untuk menghafal kanji :
    Belajarlah huruf huruf kanji dasar dari yang paling
sedikit coretannya dan menuliskannya berkali kali kalau perlu sehari
100 kali menulis 3-5 huruf kanji agar tangan dan mata terbiasa dengan
hurup kanji tersebut, bila dipikir sehari kita berlatih 3-5 huruf kanji
dalam satu tahun logikanya kita akan menguasai lebih dari 1000 karaktek
kanji, masalahnya kalau hanya belajar huruf kanji saja tanpa belajar
tatabahasa dan percakapan bahasa jepang, kemampuan berbahasa kita akan
pincang dan tidak berkembang jadi sebaiknya berbarengan antara huruf,
tatabahasa, dan percakapan sehingga kemampuan berbahasanya seimbang.
    Belajar bahasa jepang sambil menuliskannya dalam
huruf Jepangnya dan jangan sekali kali menuliskannya dengan huruf
romawi karena akan mengurangi kemampuan kita mengingat dan menulis
kanji yang dipelajari. 
Kokkun
Kokkun (国訓) adalah karakter kanji yang mendapat arti baru yang sama sekali berbeda dari arti semula karakter tersebut dalam bahasa Tionghoa, misalnya:
  • chū, okitsu, oki (jauh di laut, lepas pantai; pinyin: chōng, membilas; chòng, kuat)
  • 椿 tsubaki (Kamelia; pinyin: chūn, Ailanthus)
Jūbakoyomi dan yutōyomi
Gabungan dua karakter sering tidak mengikuti cara membaca on’yomi dan kun’yomi melainkan campuran keduanya yang disebut jūbakoyomi (重箱読み). Karakter pertama dibaca menurut on’yomi dan karakter kedua menurut kun’yomi, misalnya
  • 重箱 (jūbako)
  • 音読み (on’yomi)
  • 台所 (daidokoro)
  • 役場 (yakuba)
  • 試合 (shiai)
  • 団子 (dango).
Sebaliknya dalam yutōyomi (湯桶読み), karakter pertama dibaca menurut kun’yomi dan karakter kedua menurut on’yomi, misalnya:
  • 湯桶 (yutō)
  • 合図 (aizu)
  • 雨具 (amagu)
  • 手帳 (techō)
  • 鶏肉 (toriniku).
Karakter buatan Jepang
Kokuji (国字 ,aksara nasional) atau wasei kanji (和製漢字, kanji buatan Jepang) adalah karakter kanji yang asli dibuat di Jepang dan tidak berasal dari Tiongkok. Kokuji sering hanya memiliki cara pembacaan kun’yomi dan tidak memiliki on’yomi, misalnya:
  • (tōge): lintasan pegunungan
  • (sakaki): pohon sakaki (Cleyera japonica)
  • (hatake, hata): ladang, perkebunan
  • (tsuji): sudut jalan, perempatan jalan
  • (sen): kelenjar
  • (hatara(ku); on’yomi: ) : bekerja.
Beberapa kokuji dipungut oleh bahasa Tionghoa, misalnya: (xiàn).
Daftar kanji
Pemerintah Jepang mengeluarkan daftar aksara kanji yang disebut Tōyō kanji (当用漢字表, karakter masa kini) pada 16 November 1946 yang seluruhnya berjumlah 1.850 karakter. Daftar ini memuat aksara kanji yang telah disederhanakan atau shinjitai (新字体, karakter bentuk baru). Sebaliknya, aksara kanji yang belum disederhanakan disebut kyūjitai (旧字体).
Daftar Tōyō kanji digantikan dengan daftar Jōyō kanji (常用漢字) berisi 1.945 karakter yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan Jepang pada 10 Oktober 1981. Hingga sebelum akhir Perang Dunia II, Kementerian Pendidikan sudah 4 kali mengeluarkan daftar Jōyō kanji (1923, 1931, 1942, dan 1945).
Kementerian Pendidikan juga memiliki daftar kyōiku kanji (教育漢字, kanji pendidikan) yang diambil dari daftar Jōyō kanji. Daftar ini berisi 1.006 karakter untuk dipelajari anak sekolah dasar di Jepang. Selain itu, pemerintah Jepang mengeluarkan daftar jinmeiyō kanji (人名用漢字, kanji nama orang) yang dipakai untuk menulis nama orang. Hingga 27 September 2004, daftar jinmeiyō kanji berisi 2.928 karakter (daftar Jōyō kanji ditambah 983 kanji nama orang).
kanji dengan segala kompleksitas yang dimilikinya ternyata memiliki aturan yang ketat dalam penulisannya. Aturan itu sebagaimana yang ada juga dalam penulisan huruf Hiragana dan Katakana disebut sebagai stroke order atau urutan goresan. Jangan pernah mencoba menulis huruf kanji tanpa aturan tersebut karena akan berakibat tulisan kanji kita tidak tepat. Saya pernah mencoba menulis kanji dengan urutan yang kurang tepat langsung diprotes oleh teman Jepang saya Arai san, padahal menurut saya kanji tersebut sudah mirip sekali aslinya he he. Belakangan saya ketahui bahwa teknik penulisan tersebut di samping bermanfaat untuk keindahan tulisan, juga sangat berguna untuk menyederhanakan metode menghafal kanji, yang tentu saja menghemat memori di otak kita. Metode termudah dalam menghafal huruf kanji selain berimajinasi saat membaca tulisan kanji adalah dengan cara menuliskannya. emakin sering kita menuliskan huruf kanji semakin mudah untuk menghafalnya. Oleh karena itu perbanyaklah menulis huruf kanji, tentu saja dengan memperhatikan aturan penulisan sebagaimana berikut:
1. Tulislah dari kiri ke kanan, dan dari atas ke bawah
Aturan tersebut adalah aturan umum, setiap karakter kanji ditulis dari sisi kiri ke kanan, dan dari atas ke bawah. Sebagai contoh yang paling mudah adalah pada penulis kanji “ichi – satu” yang dituliskan dalam bentuk garis horisontal satu goresan : 一. untuk menuliskan huruf kanji tersebut goresan dilakukan dari kiri ke kanan.
karakter kanji untuk “ni – dua” mempunyai dua goresan: 二. Dalam hal ini, kedua goresan tersebut juga ditulis dari kiri ke kanan, bedanya goresan yang atas ditulis pertama baru kemudian disusul goresan di bawahnya. huruf kanji untuk “san – tiga” mempunyai tiga goresan : 三. Setiap goresan dituliskan dari kiri ke kanan, dimulai dari goresan teratas dilanjutkan dengan secara berurutan goresan di bawahnya sampai goresan ke-tiga selesai ditulis.
Aturan ini juga berlaku untuk karakter kanji yang lebih kompleks. Sebagai contoh, kanji 校 dalam penulisannya dapat dibagi menjadi dua. kanji di bagian kiri (木) dituliskan terlebih dahulu sebelum kanji di bagian kanan (交) ditulis. Ada beberapa pengecualian untuk aturan ini, terutama terjadi untuk jenis kanji berikut 誕 dan 健 . Dalam hal ini, bagian kiri ditulis terlebih dahulu kemudian dilanjutkan bagian kanji kanan, dan diakhiri dengan goresan lower enclosure (goresan melintang sisi bawah kanji).
Satu lagi pengecualian adalah, pada kanji berikut 品 dan 襲, bagian yang atas ditulis terlebih dahulu baru kemudian disusul bagian bawahnya.
2. Horizontal sebelum vertical
Jika anda menemukan kanji menyilang, goresan horizontal ditulis terlebih dahulu kemudian baru diikuti goresan vertikal. Karakter “ju – sepuluh” 十, mempunyai dua goresan menyilang, goresan horizontal ditulis terlebih dahulu baru kemudian diikuti goresan vertikal, urutan penulisannya: 十.
Pengecualian untuk penulisan kanji “ta-sawah” , goresan vertikal dituliskan terlebih dahulu baru kemudian diikuti goresan horisontal.
3. Goresan vertikal memotong kanji lain dituliskan terakhir
goresan vertikal yang memotong karakter lain dituliskan setelah seluruh bagian goresan horisontal selesai dituliskan sebagaimana dalam kanji 車 dan 中.
goresan horisontal yang memotong karakter lain juga dituliskan terakhir, sebagaimana dalam kanji 母 dan 海.
4. Goresan diagonal kanan atas-ke-kiri bawah sebelum goresan diagonal kiri atas-ke- kanan bawah
diagonal kanan atas-ke kiri bawah (ノ) dituliskan terlebih dahulu sebelum diagonal kiri atas -ke – kanan bawah (乀): 文.
sebagai catatan: aturan ini untuk diagonal simetris, untuk diagonal asimetris sebagaimana pada 戈, bagian diagonal kiri atas ke kanan bawah di tulis terlebih dahulu, sebagaimana aturan nomor 1.
5. Goresan vertikal sebelum goresan sisi sayap kiri-kanannya
Goresan vertikal tengah ditulis terlebih dahulu sebelum sisi sisi kanan kirinya ditulis, kemudian dilanjutkan dengan menulis goresan sayap sisi kiri dan dilanjutkan dengan bagian sayap sisi kanan. sebagaimana dalam penulisan kanji : 小 and 水.
6. Sisi luar sebelum sisi dalam
Goresan yang berada di sisi luar dituliskan terlebih dahulu sebelum sisi dalamnya ditulis, kemudian diakhiri dengan goresan sisi bawah: 日 dan 口. Aturan ini juga berlaku untuk karakter kanji yang tidak memiliki bottom stroke (goresan sisi bawah) sebagaimana pada kanji 同 dan 月.
7. Goresan sisi kiri vertikal terlebih dahulu sebelum sisi lainnya
Goresan vertikal sisi kiri dituliskan sebelum sisi kanan dituliskan. Sebagai contoh pada kanji: 日 dan 口 goresan sisi vertikal kiri (|) ditulis terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan (┐) (yang ditulis dalam satu goresan).
8. Goresan penutup ditulis terakhir
Goresan penutup sebagaimana dalam kanji : 道, 週, 画, dituliskan terakhir.
9. Titik atau goresan kecil ditulis terakhir
Goresan kecil yang biasa terdapat dalam kanji : 玉, 求, 朮.dituliskan terakhir setelah semua goresan sudah selesai ditulis.
Aturan-aturan penulisan tersebut tentu saja sangat sulit untuk dihafal jika anda tidak pernah mencoba menuliskan huruf kanji. Jadi mulailah mencoba menghafal aturan tersebut dengan menuliskan kanji yang anda temui dengan mengikuti aturan penulisan tersebut di atas, sampai anda benar-benar familiar. Jangan pernah beranjak ke pelajaran berikutnya sebelum anda benar-benar menghafal aturan penulisan ini…

kiroi ゴキブリ kujira no ashi



Kiroi ゴキブリ

Kujira no ashi (Kaki Raksasa)


Seorang kirei onna (wanita cantik) berjalan gemulai mendekatiku. Kibasan ke(rambut)nya membuat siapa saja terpesona, lenggak-lenggok karada(tubuh)nya membuatkokoro(hati) bergemuruh kencang, wangi karadanya menentramkan jiwa…

oh Luna Maya…..kau bagaikan zessei no bijin (wanita dengan kecantikan tiada tara). Aku ingin jadi Ariel peterpan rasanya, oh Luna…kite kudasai(datanglah padaku), mari kita makan kue coklat bersama, sambil menyanyikan sebuah lagu romantis “isshoni anata to futari eien no ai… o…uwo…oho…”(bersama berdua denganmu selamanya), bawalah aku bersamamu Luna…

lalu Luna Maya pun mendekat kearahku dan……………dan……………..

PRANG…BRUK…DUENG…DWAR….!!!!

KO…RO..II…!!!!! terdengar suara teriakan seriosa membahana di telingaku, dan dengan kecepatan secepat halilintar sebuah benda mendarat cantik di tubuhku yang montok ini, ketika aku mulai sadar baru nampak jelas bahwa benda itu ternyata

penggebuk kasur yang terbuat dari rotan. I T A I!!,(sakit) huhu… sungguh menyakitkan rasanya. Okaasan doushita no?

(ibu, ada apa?), dasar pemalas okiru!(bangun!) kamu tau ima nanji desuka? (sekarang jam berapa?), aku menggelengkan kepala sambil menguap lebar-lebar. lalu okaasanpun menunjukkan jam kearahku kore mite! (ini lihat!), HUWA!!! Sudah jam sepuluh lewat limabelas menit limapuluh sembilan detik, fuh… aku menghela nafas sejenak, “ternyata masih begitu pagi” gerutuku lalu aku kembali merebahkan tubuh di ranjang berharap bisa memimpikan luna maya lagi, oh tidak tangan-tangan yang kejam itu keburu menarikku dan siap melemparku dengan membabi buta. KUROI! Ayo sekarang kamu pergi berburu! Okaasan ini kan yasumi no hi (hari libur)?, ia hanya menatapku geram dan bisa kulihat ada kepulan asap berterbangan di atas kepalannya, huf dengan malas kupaksakan karada (badan) ini berdiri lalu berjalan manuju kazoku no shitsu (ruang keluarga), kagetnya aku saat melihat kazoku(keluarga)ku bertambah banyak, sepertinya istri otousan yang ke-5 telah menetaskan telurnya, karena makhluk maniez seperti kami dapat menghasilakan telur30 sampai 40 telur sekali membuahi, subur benar bukan, entah sudah berapa banyak kazoku(keluarga)ku, puluhan bahkan mungkin ratusan, entahlah menghitungnya pun saja aku malas, uchi(rumah)yang tadinya hiroi(luas) seperti lapangan golf, sekarang jadi semai(sempit)seperti rumah kutu, dasar otousan!! Poligami sampai happiki(enam ekor) gokiburi, itupun dari berbagai macam jenis gokiburi yang ada, ada yang dari jerman, amerika, madagascar, sampai produk lokalpun ada. Aku adalah jenis gokiburi hitam manis, hehe kata manis itu sengaja aku tambahkan biar sedikit keren, makanya namaku kiroi(hitam), jenisku tidak bersayap dan mempunyai badan yangfutoi(gemuk).


itulah yang membuatku di jauhi para gadis gokiburi, kata mereka aku tidak perkasa, lain dengan saudara tiriku dari istri otousan yang ke-3, ia jenis gokiburi Periplaneta americana, huh namanya saja sekeren artis hollywood. Ia sering mengejekku “ BAKA!”(bodoh) karena tidak bisa terbang sepertinya, dia saja yang “BAKA” mau saja di rayu para gadis gokiburi yang genit itu untuk ikut terbang bersamanya. Ah sudahlah repot benar aku memikirkan si tukang pamer itu, aku harus segera pergi sebelum okaasan menyetrumku dengan raket listrik.

Aku berjalan mendaki gunung lewati lembah, mencari uchi mana yang akan ku kunjungi kali ini. Aku berhenti sejenak meletakkan tangan-tanganku di atas kepala dan mulai berpikir @#!*%$#^!&…

tiba-tiba mataku tertuju pada satu uchi, hemm..nampaknya itu furui uchi(rumah tua), karena kitanai to kusai desu(kotor dan bau) a….uchi ga sugoii desu ne…(rumah yang keren), watashi ga dai suki desu(saya sangat menyukainya). Tanpa buang waktu lagi ku langkahkan kaki-kaki ini menuju sono furui uchi(rumah itu). Aku melewati talang pipa yang langsung mengantarku menuju daidokoro(dapur). Sesampainya di daidokoro aku melihat segerombolan gokiburi bertato, nampaknya mereka adalah preman penguasa rumah tua itu. Mereka roppiki(enam ekor) okii karada to joubu desu(badannya besar dan kuat), hontouni kowaii desu ne(sangat menakutkan). Ku putuskan untuk segera berlari meninggalkan dapur itu melewati lemari piring, namun sial benar nasibku mereka keburu memergokiku.smbiki(tiga ekor)dari mereka menghampiriku, aku mulai bergidig ketakutan dengan masih tetap diam ditempat. Ippiki(satu ekor)dari mereka berbicara kepadaku “heh kuroi apa yang kamu lakukan di wilayah kami?”, nampaknya aku tidak perlu memeperkenalkan diri repot-repot toh mereka sepertinya bisa menebak sendiri dari warna karadaku, “ano…ano…watashi…ano..sanpou suru dake(Cuma jalan-jalan), biasalah cucimata hahaha, aku hanya bisa tersenyum menyebalkan. Mereka mulai mengeluarkan sisik tajam menyengat dari kaki-kaki yang

bertato, antena panjang di kepala mereka bergerak-gerak. Aku berlari sekuat tenaga dengan langkah sempoyongan tak tau arah, merekapun menyebar dan membentuk formasi 212 seperti wirosableng. Ni(dua) di ushiro(belakang), ichi(satu) di naka(tengah), dan ni di (mae) yang siap menghadangku, lalu ippiki(satu ekor) yang sepertinya bucho(ketua)dari mereka berdiri manis memperhatikan. Sialan!! Aku terjebak, oh kamisama(tuhan) aku belum mau shinu(mati), koibito(pacar)saja belum punya. Aku lari terbirit-birit menghindari mereka, saat aku memperhatikan gambar tato yang ada di kaki-kaki mereka, aku baru sadar bahwa tato itu bergambar tulang gokiburi, itu adalah lambang para pemakan gokiburi atau istilah kerennya kanibal, hua…tidak bisa ku bayangkan sekarang aku sedang berhadapan dengan roppiki sumanto, huhu…, gawat! aku tepojok, tak ada jalan untuk melarikan diri lagi mereka mulai mengelilingiku dan siap memakanku dengan liar, kini aku pasrahkan sajah hidupku yang berharga ini pada mereka, mereka semakin dekat, hanya tinggal satu langkah lagi, tiba..tiba aku berteriak CHOTO MATTE KUDASAI……!!!!!!(tolong tunggu sebentar), mereka tersentak namun masih memandangku tajam, sangat tajam, setajam….silet. seketika terbersit dalam benakku wajah menyebalkan saudara tiriku yang tukang pamer itu, ia sedang menari-nari memakai baju ibunya yang kedodoran, dan pita warna-warni di kepalanya, haha aku tertawa kecil, miris memang menghadapi kamatianku yang sebentar lagi dengan menertawai si tukang pamer itu, ya jika nanti aku mati di makan sumanto gokiburi ini makhluk pertama yang akan aku gentayangi adalah dia , hahahha, aku tertawa kencang sekali namun masih menyisakan ketakutan yang dasyat. Hai!, aku langsung berteriak lantang. Saat ku pejamkan mataku tiba-tiba daidokoro berguncang, semua saling memandang, oh tidak!

ada kujira(raksasa), ippiki dari mereka menggerayangi ashi(kaki) kujira itu , kujira itu bergerak meanggerkan ashinya kesana-kemari berusaha menyingkirkan gokiburi dari ashinya, preman gokiburi yang lainya berteriak MANUSIA…MANUSIA…!! Semua berlari kocar-kacir termasuk aku. Kujira no ashi(kaki raksasa )itu berusaha menginjak-injak kami, salah satu dari preman gokiburi itu malang sekali nasibnya ia terijak oleh kujira no ashi, darahnya yang berwarna putih dan berbau menyengat berceceran dimana-mana. Petualangan ganas ini belum berakhir sampai disitu, kujira no ashi masih bergentayangan mencari kami. Kujira itu melepaskan sandal yang dipakainya dan dengan kecepatan cahaya sandal itu sudah melayang tepat ke arah preman gokiburi yang ada disebelahku, auch…ia tewas seketika. Iakh..darahnya mengenaiku, aku langsung menghindar dan segera bersembunyi di kolong lemari piring yang sudah reyot.

Tak lama preman gokoburi yang masih hidup bergabung bersama ku bersembunyi di kolong lemari piring. Salah satu dari mereka menangis tersedu-sedu sambil berbicara kepada tomodachinya “ si manusia jahanam itu memutilasi karada no bubun(bagian tubuh) bucho kita, atama(kepala)Nya terpisah dari karadanya malang benar nasibnya”, “ bukanya dengan tanpa kepala ia masih dapat bertahan hidup?” si preman gokiburi satu lagi meyakinkan, si preman yang menangis tadi menggelengkan

atamanya dengan lemah, “si kujira itu keburu menginjak-injak karadanya sampai gepeng” ia menambahkan dengan nada paling mengharukan,

“IIE!”(tidak) mereka berteriak dan menangis bersama-sama karena telah di tinggalkan oleh buchonya. Hidungku mendengus-dengus mencium aroma yang tidak menyenangkan, perasaanku tidak enak baru saja aku akan memberitau mereka untuk menahan napas, namun gas pembasmi gokiburi itu keburu menyebar , uhuk..uhuk mereka terbatuk-batuk, aku masih bertahan untuk menahan napas karena gokiburi jenisku dapat bertahan untuk menahan napas selama 40 menit itu waktu yang cukup untukku keluar dari rumah ini sebelum gas beracun itu merenggut nyawaku. Aku berusaha mencari celah untuk keluar,

ah ada mado (jendela)..sepertinya aku bisa keluar melalui mado itu, akupun berlari menyusuri dinding menggapai mulut mado, hal terakhir yang kulihat para preman gokoburi yang tersisa itu pingsan bahkan mungkin sudah almarhum, entahlah yang penting aku segera keluar dari uchi ini, sambil tetap menahan napas aku berhasil melawati mado dan dengan suksesnya keluar dari rumah yang membawa maut itu. Aku terengah-engah mengatur napas yang senen kemis ini, uh lebih baik aku di setrum okaasan dengan raket listrik dari pada harus masuk ke uchi itu lagi. Tokorode(ngomong-ngomong) perburuan ku kali ini = NOL BESAR!!.

Tsuzuku……(bersambung)